tenang lah hati yang teriris perih
sungai sungai di antara keriput nya paras ini
kelak tak akan lagi mampu membendung
deras yang mengalir dari sayu nya yang kian cekung
sebelum kebutaan itu semakin pekat membalut
tak lagi hanya rabun pada senja yang tersenyum pada mu
pada langkah langkah kecil yang beranjak
dari kesunyian ini ku tuliskan pesan suci
suara hati yang masih mengenang mu
kepada bulir bulir angin yang masih kurasakan
lembut meng'aras sambangi kesendirian
anggap saja ini sebait doa dari sang pemuja
saat harapan cinta nya telah pupus
gugur pada setangkai duka yang menguncup
rasakan bila kau tak mampu lagi untuk mendengar
dan biar lah ketulusan yang tersisa akan mengeja semua
kuat kan bibir ini untuk tersenyum dalam sebutir bahagia
saat kau telah rebah dalam peluk kehangatan
dan pandang ku akan semakin tinggi melihat mu
bersama cinta yang menjadi takdir mu
sisa kan sedikit tempat untuk senyum ku
di antara kebahagiaan yang kau rasakan saat itu
kemudian aku akan tenang dengan takdir ini
mengenang mu dalam kerinduan yang sewajar nya
melukis paras mu sebagai sosok seribu warna
yang tak akan pernah hilang oleh gulita
atau gumintang yang menyilaukan mata
sungai sungai di antara keriput nya paras ini
kelak tak akan lagi mampu membendung
deras yang mengalir dari sayu nya yang kian cekung
sebelum kebutaan itu semakin pekat membalut
tak lagi hanya rabun pada senja yang tersenyum pada mu
pada langkah langkah kecil yang beranjak
dari kesunyian ini ku tuliskan pesan suci
suara hati yang masih mengenang mu
kepada bulir bulir angin yang masih kurasakan
lembut meng'aras sambangi kesendirian
anggap saja ini sebait doa dari sang pemuja
saat harapan cinta nya telah pupus
gugur pada setangkai duka yang menguncup
rasakan bila kau tak mampu lagi untuk mendengar
dan biar lah ketulusan yang tersisa akan mengeja semua
kuat kan bibir ini untuk tersenyum dalam sebutir bahagia
saat kau telah rebah dalam peluk kehangatan
dan pandang ku akan semakin tinggi melihat mu
bersama cinta yang menjadi takdir mu
sisa kan sedikit tempat untuk senyum ku
di antara kebahagiaan yang kau rasakan saat itu
kemudian aku akan tenang dengan takdir ini
mengenang mu dalam kerinduan yang sewajar nya
melukis paras mu sebagai sosok seribu warna
yang tak akan pernah hilang oleh gulita
atau gumintang yang menyilaukan mata
__(¯'•¸·'îï€'·¸•'¯)__
Tag :
Diary Admin,
puisi kesedihan
0 Komentar untuk "Air Mata Pada Kuncup Duka"