sementara kau lari atas kekecewaan mu
lagi aku menyulur benang tuk menjahit luka
di bawah pekat awan yang kau tebar di atas langit ku
semakin terbahak tawa entah semu atau dari hati
tiada beda laksana petir
nyaring jumawa bergelegar
memanggil hujan pun jua badai
tuh segera melumat menghancurkan raga yang kian lusuh ini
apa arti harap mu yang kemarin kau bingkai dengan air mata
apa arti pinta mu,,,,
yang seolah ketulusan menjadi mahar dari rayuan
ahhh,,,,,
lagi dan lagi memang aku yang tak tau diri
terlalu percaya dengan sejuk yang kau hembuskan
dibalik bara api yang slalu kau genggam
untuk membakar mengabukan aku
ini lah aku,,,
yang kemaren kau tangisi
ini lah aku,,,
yang kemarin kau harap kan
untuk jujur mengakui rasa yang lama ku pendam
ya aku pendam,,,
cinta yang hanya padamu tak pernah padam
dan aku enggan tuk ungkapkan
karna aku begitu takut
akan kembula pedih luka kau sayat kan
aku lelah menghitung air mata ini sendiri
aku letih menahan pedih dalam sepi
saat sejenak aku menepi pada kebisuan
terasa luka ini mampu menemani ku
slalu berisyarat bahwa nyawa ini masih menghuni
karna aku dapat melihat mu
namun kini,,,
saat tersurat kau ada di sisi
merdu tutur mu malah laksana belati
menikam mengkoyak rasaku
bukan bersenandung memanjakan aku
hanya karna keinginan mu
ya,,,
bukan kah kau tau sejak dulu
aku nan fakir atas segala
tak punya tentang harapan yang kau idamkan
air mata ku terendap beku
inilah nawala ketidak mampuan nya
puaskan,,,sebelum kau benar benar kehilangan aku
bukan karna aku,tapi karna takdir yang berlaku tentang kita
lagi aku menyulur benang tuk menjahit luka
di bawah pekat awan yang kau tebar di atas langit ku
semakin terbahak tawa entah semu atau dari hati
tiada beda laksana petir
nyaring jumawa bergelegar
memanggil hujan pun jua badai
tuh segera melumat menghancurkan raga yang kian lusuh ini
apa arti harap mu yang kemarin kau bingkai dengan air mata
apa arti pinta mu,,,,
yang seolah ketulusan menjadi mahar dari rayuan
ahhh,,,,,
lagi dan lagi memang aku yang tak tau diri
terlalu percaya dengan sejuk yang kau hembuskan
dibalik bara api yang slalu kau genggam
untuk membakar mengabukan aku
ini lah aku,,,
yang kemaren kau tangisi
ini lah aku,,,
yang kemarin kau harap kan
untuk jujur mengakui rasa yang lama ku pendam
ya aku pendam,,,
cinta yang hanya padamu tak pernah padam
dan aku enggan tuk ungkapkan
karna aku begitu takut
akan kembula pedih luka kau sayat kan
aku lelah menghitung air mata ini sendiri
aku letih menahan pedih dalam sepi
saat sejenak aku menepi pada kebisuan
terasa luka ini mampu menemani ku
slalu berisyarat bahwa nyawa ini masih menghuni
karna aku dapat melihat mu
namun kini,,,
saat tersurat kau ada di sisi
merdu tutur mu malah laksana belati
menikam mengkoyak rasaku
bukan bersenandung memanjakan aku
hanya karna keinginan mu
ya,,,
bukan kah kau tau sejak dulu
aku nan fakir atas segala
tak punya tentang harapan yang kau idamkan
air mata ku terendap beku
inilah nawala ketidak mampuan nya
puaskan,,,sebelum kau benar benar kehilangan aku
bukan karna aku,tapi karna takdir yang berlaku tentang kita
Tag :
puisi kesedihan
0 Komentar untuk "PESAN DARI ENDAPAN AIR MATA"